TANGERANG | MEDIA-DPR.COM,
Bidang Media Massa, Hukum dan Hubungan Masyarakat, Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten menggelar Dialog online dengan Tema
BANTEN DAMAI "Isu Hoax dan Peran Serta Media Cegah Gerakan Faham
Menyimpang".
Acara
dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Juni 2020 yang dihadiri oleh awak
media, Penggiat medsos dan masyarakat.di moderatori oleh Dede Rujhan.
Kegaiatn
tersebut dibuka dengan pemaparan dari ketua FKPT Banten Dr. KH. Amasy
tadjudin, MM., yang menerangkan bahwa Banyak masyarakat yang terjangkit
virus gerakan, dan pemahaman radikalisme yang mengancam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Gerakan-gerakan terorisme biasanya selalu
menyudutkan pemerintah agar terjadi kerusuhan di masyarakat sehingga
hilang rasa percaya pada pemerintahan dan hilang rasa cinta terharap
tanah air Indonesia. Ujarnya
Setelah paparan dari ketua FKPT, di lanjutkan pada materi pertama yaitu Bapak Drs. H. Ade Ariyanto selaku Kepala Kesbangpol Provisni Banten yang memaparkan betapa pentingnya kita waspada akan bahaya Hoax yang mengancam persatuan dan kesaatuan bangsa. juga menyatakan pentingnya media dalam mencegah hoax Pers Media Harus Cermat Dalam Menyaring Pemberitaan Yang Beredar Di Masyarakat, Pers Harus Bisa Menyajikan Berita Yang Berimbang, Mengedukasi Masyarakat Dengan Suguhan Berita-Berita Faktual Dan Terpercaya, Verifikasi Berita, Jurnalis Media Sebaiknya On The Spot Ke Lokasi Kejadian/Sumber Berita dan Mendapatkan Informasi Dari Berbagai Sumber.
Hadir dalam nara sumber kedua Kepala Bidang Media Massa, Hukum dan Hubungan Masyarakat FKPT Prov. Banten Sehabudin, M.Pd yang menjelaskan bahwa media saat ini memegang peranan penting dalam berbagai aktifitas kehidupan sosial masyarakat. Sehingga ini dijadikan alat bagi penyebar hoax dalam melancarkan aksinya dengan tujuan menumbuhkan rasa risau masyarakat, memecah belah, mengadu domba, memperkeruh situasi dan kondisi bangsa. oleh karenanya kita harus mampu mencegah, mampu mengidentifikasi apakah informasi itu Judul provokatif atau tidak, kedua meneliti apakah Alamat situs resmi atau tidak Resmi, ketiga Periksa informasi/berita fakta apa Opini, ke empat Cek keaslian foto/dokumennya, kelima pemberitaan biasanya tidak berimbang dan cenderung menyudutkan pihak tertentu dan ke enam selalu Bermuatan fanatisme dan ekslusif atas nama ideologi. Ujarnya (Ark/Ric).