Polda Banten : Berkas Perkara Tersangka Mafia Tanah Di limpahkan ke JPU

Iklan Semua Halaman

.

Polda Banten : Berkas Perkara Tersangka Mafia Tanah Di limpahkan ke JPU

Staff Redaksi Media DPR
Selasa, 23 Februari 2021


SERANG BANTEN | MEDIA-DPR.COM, Setelah menetapkan tiga orang tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan AJB nomor 231/2019 tanggal 11 Februari 2019 atas tanah seluas 2.676 meter persegi blok 001 yang dimiliki Apipah (53) warga Kampung Kramat berlokasi di Desa Sindangheula Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang


Subdit II Harda Ditreskrimum Polda Banten Serahkan Berkas Perkara Mafia Tanah Ke Jaksa Penuntut Umum (JPU), Senin (22/2/2021)


Kapolda Banten Irjen Pol Rudy Heriyanto melalui Dirreskrimum Polda Banten Kombes Pol Martri Sonny mengatakan bahwa Tiga orang yang kami tetapkan sebagai tersangka yaitu JS (46) yang merupakan ASN staf Ekbang Kecamatan Pabuaran, kemudian SD (49) pemberi blangko AJB sekaligus pembeli dan LJ (61) yang mengaku sebagai ahli waris telah dilimpahkan ke Kejaksaan Tinggi Banten.


"Iya bener Pada hari Senin tanggal 22 Februari 2021 pukul 10.00 wib Penyidik Subdit II Harda Ditreskrimum Polda Banten telah melaksanakan Tahap I yaitu Pengiriman berkas perkara berkas tersangka Ke Kejaksaan Tinggi Banten,"Ujar Martri Sonny



Sementara itu Kabidhumas Polda Banten Kombes Pol Edy Sumardi menegaskan ketiga tersangka yang sebelumnya dijerat dengan pasal berbeda, tersangka SJ dijerat pasal 263 ayat 1 dan atau pasal 264 ayat 1 KUHP. Tersangka SD dijerat pasal 263 ayat 2 dan atau 264 ayat 2 KUHP. Sedangkan LJ dijerat pasal 263 KUHP Jo pasal 55 KUHP dan terancam pidana penjara selama 6 tahun penjara sudah diserahkan berkasnya ke Kejaksaan tinggi


Lebih lanjut Edy Sumardi menjelaskan bahwa Polda Banten serius untuk menangani kasus Mafia Tanah, atau pelanggaran terhadap pemalsuan tanah 


"Kami berkomitmen untuk memberantas kejahatan kasus mafia tanah, dengan dugaan apapun itu seperti melakukan tindak pidana pemalsuan Akte Jual Beli (AJB), diharapkan untuk masyarakat jangan melakukan kejahatan seperti itu."ujar Edy Sumardi (Hps).

close