IAC Berharap Obat Baru TLD Bisa Diterima Pasien ODHA

Iklan Semua Halaman

.

IAC Berharap Obat Baru TLD Bisa Diterima Pasien ODHA

Staff Redaksi Media DPR
Minggu, 14 Maret 2021

 


JAKARTA | MEDIA-DPR.COM, Indonesia Aids Coalition (IAC) adakan diskusi bersama sejumlah media mengambil tema 

"Pertemuan Sentisisasi Pemberitaan Isu Terkini HIV dan AIDS dari Perspektif Media,” turut hadir sebagai narasumber diantaranya Direktur IAC Aditya Wardan dan Brian Sri Prahastuti,Tenaga Ahli Utama KSP bidang Kesehatan dan Perlindungan Perempuan dan Anak.


Bertempat di salah satu Caffee ternama di Jalan Raya Cikini Jakarta Pusat, Jumat (12/ 3/2021).


Menurut Project Manager IAC, Agus Soetianto yang bertindak sebagai moderator menyatakan pentingnya penderita HIV dan AIDS atau pasien ODHA beralih pada Obat yang lebih simple dan lebih rendah resiko efek sampingnya dalam setiap mengkonsumsinya dengan obat terbaru dan murah harganya yang telah dikombinasikan 3 jenis obat menjadi satu bernama TLD.


“Kami mengucapkan terimakasih kepada Presiden Jokowi, yang saat ini sangat memperhatikan masyarakatnya terkait dengan kesehatan,”terangnya. 


Ditempat yang sama, Direktur IAC

Aditya Wardana mengutarakan bahwa keunggulan dan manfaat dari obat terbaru TLD untuk pasien penderita ODHA (Orang dengan HIV AIDS) ini, sangat banyak sekali, diantaranya yaitu kombinasi 3 fungsi jenis obat dijadikan satu dengan nama obatnya TLD, selain harganya murah cuma 120ribu perbotolnya.


“Saya harapkan kepada pemerintah pusat dan Daerah supaya kadar penerima pasien penderita ODHA semakin tinggi,” ujar Aditya Wardana kepada sejumlah wartawan termasuk MEDIA-DPR.COM, di Jakarta.


Dikatakan Aditya Wardana tentunya juga efek sampingnya dari Obat terbaru TLD itu sangat rendah. “Obat mana sih yang baik untuk pasien ODHA, mempunyai toksisitas yang rendah, memang kita akui juga toksisita itu dari Obat. Karena banyak pasien penderita ODHA tersebut ketakutan dengan efek sampingnya.


“Sehingga bagi saya sangat cocok obat terbaru TLD murah meriah, tentunya untuk kantong masyarakat pasien penderita HIV dan AIDS yang hidupnya masih pas-pasan dimasa kondisi dan suasana pandemi Covid 19 ini,”urainya.


Aditya Wardana menambahkan memang ada beberapa point- point yang harus diperhatikan yaitu: pertama kesiapan dana dan mekanisme Procurement , Supplay Chain Management. Kedua kesiapan layanan dalam mendistribusikan ini. Ketiga Awareness Pasien ODHA guna memahami obat lainnya.

Keempat mekanismw monitoring dan evaluasi yang baik.


“Saya akui tentunya kita sudah mengetahuinya bahwa itu Obat resitensi kimia nya sangat tinggi, jadi kita sebaiknya menghidarinya,” tuturnya.


Lebih lanjut Aditya Wardana mengutarakan bahwa IAC. melalui Diskusi ini, ingin menyampikan kepada Kementerian Kesehatan RI, jangan terus fokus mengarah ke situasi pandemi Covid 19 ini, sehingga tidak membagi isu kepada jenis kesehatan lainnya, seperti penanggulangan penyakit HIV dan AIDS ini, tentunya akan merusak hilangnya kebutuhan Obat penderita HIV AIDS, akibat terlupakan dengan banyaknya isue kesehatan pandemi Covid 19 ini.


“Saya ingatkan bahwa Pasen penyakit HIV AIDS, TBC dan penyakit menular lainya juga butuh perhatian yang sama besarnya dari Kementerian Kesehatan,” tegasnya.


Lanjutnya adapun Spesifikasi TLD yaitu dari Kombinasi Obat lama ARV yang terdiri dari 3 Zat Aktif latinmu menjadi satu obat TLD mengikuti semua prinsif perdagangan yang sudah direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia WHO.

  

Seperti diketahui Perlu di seluruh dunia sudah mengarahkan pada obat terbaru TLD yang menjadi obat program di Amerika, Eropa dan Brazil yang memang sangat tinggi permintaan terhadap obat pasien ODHA tersebut.


Sedangkan di Indonesia sendiri peminat Obat TLD ada 3 Perusahan yaitu : PT Saparindo di Semarang, Kimia Farma.dan Indofarma yang bahan baku masih dimpor dari Cina dan India.



“PT Saparindo perusahaan Obat TLD di Semarang dengan cara Inport telah mendapatkan Lisensi dari Badan POM,” ungkapnya.


Sementara itu Brian Sri Prahastuti,Tenaga Ahli Utama KSP bidang Kesehatan dan Perlindungan Perempuan dan Anak mengatakan diharapkan kepada rekan-rekan media massa nasional Untuk memberitaan harus dari semua angel terkait dalam tema “Pertemuan Sentisisasi Pemberitaan Isu Terkini HIV dan AIDS dari Perspektif Media,”


Menurutnya bagaimana kebijakan kementerian kesehatan dalam masalah anggaran, kemudian program.kerja kedepan Kementerian Kesehatan apa yanga akan dilakukan terkait penanggulangan dan penyediaaan obat penyakit HIV AIDS, Selanjutnya juga mendokumetasi terkait kegiatan para dokternya dan segala fasilitasnya yang didapat untuk menanggulangi penyakit HIV AIDS.


Brian menambahkan bahwa Obat terbaru TLD ini mungkin masih pilot.projek di DKI Jakarta, karena kebutuhan Obat pasien ODHA ini harus kontinyu yang mungkin saat ini masih ada dalam proses transisi.


“Saya berharap pasien ODHA segera mengkonsumsi obat terbaru TLD ini sangat bermanfaat agar angka putuh berobatnya lebih rendah, menekan jumlah   virus nya sangat lebih baik dan dapat mematikan virusnya,” tandasnya.(han)

close