Sejarah "Lahirnya Kabupaten Tapanuli Tengah-Kota (1515)

Iklan Semua Halaman

.

Sejarah "Lahirnya Kabupaten Tapanuli Tengah-Kota (1515)

Staff Redaksi Banten
Rabu, 29 November 2023


TAPTENG | MEDIA-DPR.COM. Mengutip cerita Sejarah yang dikisahkan oleh orang-orang tua, handai tolan, dan para Tokoh Marga Hutagalung, Lumban Tobing, Panggabean, Silitonga, Dongoran, Pasaribu, Napitupulu, Sitompul, dan Toga Torop (Golongan Pemuka Adat/Budaya, Sejarawan, dll).


Semasa hidup mereka di Sibolga 35 tahun lalu kepada penulis mengatakan, bahwa diawal tahun 1515, ketika terjadi kemarau panjang setelah gempa bumi yang melanda Rura Silindung (sekarang Kota Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). itu, terbentuklah sebuah pertemuan disuatu tempat di Puncak Gunung Dolok Martimbang Tarutung.


Mereka melakukan pertemuan tidak lain adalah para Leluhur dari Tanah Batak yang memiliki kesaktian


Mereka bersatu dan berkumpul disana untuk membahas situasi yang melanda Masyarakat Rura Silindung, serta mencari solusi untuk menolong serta menyelamatkan Warga Rura Silindung itu dari Gempa susulan yang mungkin akan terjadi kembali.


Sebagian ada yang kelaparan bahkan sebagian penduduk Desa-desa di Rura Silindung ada yang terkena penyakit kulit dan sebagainya.


Tetapi mereka yang belum terkontaminasi penyakit tersebut, mereka dievakuasi ke tempat yang menurut hemat para Leluhur itu adalah suatu tempat yang bisa menjanjikan bagi masa depan Anak cucu di kemudian hari.


Para Leluhur yang berkumpul di atas Gunung Dolok Martimbang itu terdiri dari beberapa Marga Batak Toba mereka semua adalah Orang-orang panutan dari Daerah asalnya masing-masing.


Mereka diundang oleh salah satu Leluhur dari Marga Hutagalung Patuan Napitu yang bernama Raja Anggoli Hutagalung.


Mereka adalah

01. Hutagalung Harean.

02. Hutagalung si raja ina.

03. Hutabarat hapoltahan.

04! Panggabean Lumban Raja.

05. Lumban Tobing.

07. Tambunan.

08. Nainggolan.

09. Simatupang.

10. Tamba.

11. Sipahutar.

12. Simaremare.

13. Silitonga.

14. Pasaribu Bondar.

15. Napitupulu.

16. Lumban Toruan.

17. Situmeang

18. Dongiran.


Dikatakan, bahwa ternyata mereka yang di undang oleh Raja Anggoli Hutagalung masih ada hubungan dan Ikatan keluarga, mereka merupakan saudara sepupu, kerabat serta sahabat Raja Anggoli Hutagalung.


Ketika melakukan pertemuan di Puncak Dolok Martimbang, mereka yang berkumpul bersama Raja Anggoli Hutagalung itu seluruhnya hadir dengan jumlah 19 orang sekaligus 19 Marga.


Uniknya mereka datang bersama dengan 'Babiat (Harimau) sebagai hewan tunggangan mereka, sedangkan Raja Anggoli Hutagalung selaku sang pengundang berdiri ditengah-tengah mereka juga bersama 'Babiat si Bottar' (Harimau Putih dan Gajah bottar (Gajah Putih) sebagai tunggangannya.


Penulis mencatatkan Kisah, sesuai dengan bahasa dan alur cerita dari Bapak Sutan Leter Hutagalung. (Part 1) (Rossy)

close