Limbah Tambang Batubara bertaburan Dinas ESDM Tidur dan DLH Kabupaten Sarolangun Mandul

Iklan Semua Halaman

.

Limbah Tambang Batubara bertaburan Dinas ESDM Tidur dan DLH Kabupaten Sarolangun Mandul

Staff Redaksi Media DPR
Senin, 19 April 2021


SAROLANGUN JAMBI | MEDIA-DPR.COM, Saat ini Kontroversi terkait sejumlah masalah yang timbul akibat dampak aktivitas perusahaan Tambang Batu bara di Kabupaten Sarolangun yang menjadi keluhan masyarakat desa yang beranda di wilayah eksplorasi perusahaan ini dalam melakukan Produksi Batu bara


Hal ini di sebabkan adanya dugaan bahwa dilokasi pertambangan telah terjadi banyak ditemukan kerusakan lingkungan sekitar yang sangat fatal terhadap ekosistem dan habitat serta masyarakat di lingkungan sekitar pertambangan tersebut. 


Tidak sedikit para pengusaha atau perusahaan pemegang IUP tidak lagi memikirkan dampak dari kerusakaan lingkungan akibat aktivitas tambang namun hanya melakukan produksi dan megejar  target produksi tapi mengabaikan aturan yang menjadi kewajiban yang mesti mereka Patuhi namun fakta di lapangan saat ini yang ada pihak perusahaan hanya mengambil hak mereka saja sehingga masak bodoh dengan Kewajiban yang harus mereka patuhi.


Apalagi saat ini pihak perusahaan  tambang merasa lebih nyaman karena pengawasan yang di lakukan oleh inspektur tambang sudah tidak lagi di Kabupaten dan pihak ESDM  kini sudah tidak ada di daerah lagi sudah di kembalikan ke Propinsi yang tertinggal di daerah hanyalah di lingkungan hidup ( DLH) sehingga hal inilah membuat perusahaan tambang Batu bara ini semakin menjadi melakukan pelanggaran di Wilayah kerja mereka khususnya di Kec Mandiangin,berdasarkan catatan setidaknya  ada beberapa perusahaan tambang Batu bara diduga telah meyalahi kewajiban dalam melakukan Produksi pengambilan Batu bara ini.


Berbagai keluhan masyarakat yang berhasil dihimpun oleh media ini di antaranya warga Desa Rangkiling simpang tepatnya didusun Pematang Bulian saat ini mengeluhkan hal yang sangat parah akibat dampak limbah di  Air sungai  bulian sebagai tempat Mandi ini tidak lagi bisa di gunakan karena di duga telah dicemari oleh limbah batu bara dari stokpile Tambang PT.JPC dan PT.TDE  di kilo sembilan tepat nya di hulu aliran sungai Bulian ini 


Menurut warga yang tinggal di sekitar sungai ini mengatakan sejak di bukanya stokpile ini Kondisi air sungai yang menjadi kebutuhan kita sehari hari tidak lagi bisa di gunakan kini Warga simpang ini tidak berani lagi mandi di sungai ini karena debu Batubara dan lumpur Hitam telah memenuhi sepanjang sungai ini ,Ujar warga  yang minta jati dirinya tidak di Publikasikan,di jelaskan oleh dia sungai ini dulu sangat bagus air nya ,selain jernih jika kemarau panjang pun air nya tidak kering  Sehinga warga banyak yang mandi ke sungai ini bukan saja mandi tetapi untuk air minum juga,setelah ada stokpile di kilo 9 ini air sungai ini telah tercemar dan tidak bagus lagi ujar dia Sabtu 17/4/2021



Lebih lanjut di sampaikan apa lagi saat ini disungai bekas aliran terlihat debu batubara diatas pinggiran sungai di kebun warga yang masih tertumpuk,Kita berharap agar pihak terkait dalam hal ini ESDM propinsi jangan tidur dan terima laporan berkala saja karena saat ini banyak masyarakat perlu perhatian terkait dampak dari tambang Batubara ini Begitu juga dengan pihak DLH kita berharap jangan mandul dan pengawasan terhadap lingkungan sehingga masyarakat merasa di zolimi di kampung sendiri akibat dampak dari perusahaan semoga dengan hadirnya para investasi di wilayah kita bisa merubah ke sisi positif di segala bidang namun yang paling penting menjaga sumber daya alam di Wilayah kerja perusahan tetap terjaga serta tetap lestari bukan sebaliknya ujar warga ini saat di bincangi Sabtu 17/4/2021  di lokasi sungai yang di duga telah tercemar oleh air Limbah stokpile milik kontraktor PT.JPC ini


Kepala teknik tambang PT.JPC Awan Widodo saat ini di hubungi pia whats Aap Terkait soal dampak tercemar nya sungai diduga dari Limbah tambang mengaku tidak tahu 


"saya bukan KTT terang pada nya media ini  terkait hal itu saya tidak paham terang awan Widodo ini dengan Singkat".


Begitu juga dengan sumber lain yang patut di percaya mengatakan tercemar nya air sungai pemusiran juga dampak dari buangan air  dari KPL jati yang tidak berfungsi dengan baik sehingga air dan lumpur keluar dari KPL.(Red)

close