KABUPATEN BANDUNG | MEDIA-DPR.COM. Camat Pangalengan Vena Andriawan menggelar lokakarya triwulan bersama tiga puskesmas (Pangalengan, Warnasari, dan Sukamanah) untuk membahas persiapan program penanganan stunting, kemiskinan, dan sampah di tahun 2025.
“Dalam lokakarya ini, kami menekankan pentingnya kolaborasi. Selain para kepala puskesmas, kami mengundang Ketua Tim Penggerak PKK Desa, Kader Posyandu, dan kepala sekolah SMK serta SMA di Kecamatan Pangalengan,” ujar Camat pada hari Selasa (31/12/2024).
Untuk mencegah stunting, rencananya akan dilakukan sosialisasi di sekolah-sekolah, khususnya SMA dan SMK, pada awal tahun 2025.
"Mereka adalah calon pengantin di masa depan. Kami ingin memberikan edukasi tentang stunting sejak dini,” jelasnya.
Vena juga menyebutkan bahwa Kecamatan Pangalengan akan menjadi lokus untuk sembilan tatanan Kabupaten Kota Sehat di tahun depan, dan akan menjadi pilot project untuk penanganan stunting.
“Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya penurunan angka stunting, kemiskinan, dan pengelolaan sampah,” ungkapnya.
Terkait pengelolaan sampah, Camat Pangalengan menjelaskan meskipun Pangalengan bukan kontributor utama sampah di TPA Sarimukti, pihaknya terus berupaya untuk mengelola sampah dengan baik.
“Ada beberapa TPS sampah di Kecamatan Pangalengan yang lokasinya berada di perkebunan. Meskipun bukan lahan produktif, akan lebih baik untuk mempersiapkan pengelolaan sampah di masa depan,” tuturnya.
Masih Vena menekankan pentingnya pemanfaatan TPS 3 R di Desa-desa. “Nantinya, kami akan melakukan roadshow ke Desa-desa untuk memastikan data angka stunting, jumlah penduduk miskin, dan alur pengelolaan sampah.
Dengan data yang akurat, kami bisa menentukan program yang tepat sasaran,” jelasnya.
“Misalnya, ada program dari Yayasan Ker terhadap tiga Desa (Margamukti, Sukamanah, dan Banjarsari) yang berkaitan dengan stunting selama tiga bulan.
Kami akan melakukan pengecekan di awal tahun untuk menentukan angka keberhasilannya.
Jika berhasil, program ini bisa menjadi prototipe untuk diajukan ke perusahaan lain agar bisa membantu masyarakat Pangalengan dalam menekan angka stunting,” imbuhnya.
Camat Pangalengan juga telah menginstruksikan seluruh Kades untuk menghitung ulang data stunting di wilayahnya, dan mengajak anak-anak SMA dan SMK untuk berpartisipasi dalam proses pendataan.
“Dengan cara ini, mereka akan lebih memahami permasalahan stunting dan kemiskinan, serta terlibat langsung dalam upaya penanggulangannya,” pungkasnya. (Ayi Supriatna)