Setyo Hajar Dewantoro Minta Penjelasan Jokowi Bagaimana 13.213 Orang Yang dinyatakan Positif Covid-19 Bisa Sembuh

Iklan Semua Halaman

.

Setyo Hajar Dewantoro Minta Penjelasan Jokowi Bagaimana 13.213 Orang Yang dinyatakan Positif Covid-19 Bisa Sembuh

Staff Redaksi Media DPR
Minggu, 14 Juni 2020

DENPASAR BALI | MEDIA-DPR.COM, Setyo Hajar Dewantoro (47) lahir di Magelang, tepatnya di kaki Gunung Tidar ,dalam keheningannya kembali digerakkan untuk menulis surat kepada Presiden Joko Widodo. 

"Saya mengerti bahwa sesungguhnya jiwa panjenengan yang murni, punya kasih dan kepedulian kepada rakyat.  Ijinkan saya menyampaikan apa yang saya tangkap dari jeritan rakyat terutama yang masuk kategori wong cilik.  Ijinkan juga saya menyampaikan gagasan tentang bagaimana issue pandemi ini bisa diatasi", katanya saat di konfirmasi MEDIA-DPR.COM Biro Bali, Sabtu (13/6) melalui sambungan telephone.


"Bapak Presiden Jokowi yang saya hormati, pertama saya, hendak mengaku, bahwa saya termasuk orang yang tak manut dengan anjuran stay at home", tegasnya.

Lanjut Setyo Hajar Dewantoro memaparkan ,Saya terus keluyuran sejak awal Maret 2020 hingga sekarang, selama memang ada alat transportasi yang menunjang.  Mengapa? 

Saya sebetulnya tetap bisa bertahan hidup tanpa meski bekerja untuk 1-2 tahun ke depan.  Meski saya tak punya gaji, tapi tabungan saya cukup untuk bertahan hidup satu keluarga.  Tapi saya memilih untuk tetap bepergian karena berdiam diri saja di rumah tidak sesuai dengan cetak biru saya. 

Di rumah saja bisa membuat saya sakit karena kesehatan saya memang datang dari aktivitas yang padat, dari gerak yang terus menerus, dari petualangan menjelajah banyak tempat dan bertemu banyak orang   Alasan lainnya, saya harus bertemu orang yang membutuhkan saya: mereka butuh disapa secara langsung, beberapa bahkan membutuhkan pelukan hangat untuk membuat mereka mengalami re charging secara energi   Jujur saya sama sekali tidak menerapkan social distancing atau physical distancing.  Juga hampir gak pernah pakai masker kecuali di hadapan petugas.  

Meski saya terbilang ngeyel, hasilnya saya sangat bahagia dan sehat.  Saya sudah 4 kali ikut rapid test dengan hasil non reaktif.  Sejauh saya tahu banyak orang seperti saya dan mereka juga sama sehatnya dengan saya.  Maka saya berharap orang-orang seperti kami tidak dianggap sebagai musuh negara. 

Saya dan orang-orang seperti saya sebenarnya bukan  ngawur, tapi menerapkan prinsip spiritual kuna.  Bahwa kesehatan itu pasti terjamin, tidak ada virus dan bakteri yang bisa menggangu/menginfeksi, jika kita cukup nutrisi, cukup istirahat, dan jiwanya murni: bebas dari kebencian, bebas dari ketakutan, bebas dari keserakahan.  

"Prinsip spiritual kuno ini jelas lebih kami percayai ketimbang protokol dari WHO dan sudah dibuktikan kebenarannya" ,tegasnya.

Sementara itu, puluhan juta rakyat panjenengan, sama ngeyelnya dengan saya tapi dengan alasan  berbeda.  Mereka kalau tak keluar rumah ya tidak makan.  Mereka pekerja harian yang mau tak mau harus berkarya agar dapat uang untuk bertahan hidup.  

Di berbagai daerah yang aturannya tidak ketat, mereka bisa bekerja dengan bebas, pasti menciptakan kerumunan, tak ada social dan physical distancing, dan hasilnya ya mereka juga tetap sehat.  Fakta yang nyata, tak ada kematian massal sebagaimana dinujumkan para ahli epidemi. 

Siapa yang sebenarnya kemudian sakit dan teridentifikasi menderita covid 19? Mereka adalah orang yang kadung ketakutan karena percaya info di media mainstream dan medsos bahwa covid 19 sangat berbahaya.  

Mereka sebenarnya sakit psikosomatis, pikiran mereka yang penuh ketakutan  menciptakan realitas sakit pada tubuh mereka.  Sebagian besar mereka juga kemudian tersembuhkan.  Jikapun ada yang meninggal, pasti karena ada faktor Comorbjd.  

Bapak Presiden Jokowi  pasti lebih tahu soal ini.  Sementara mereka yang tak akrab dengan media, atau mereka yang kategori ngeyelan, tetap sehat-sehat saja. 

Sayangnya, banyak rakyat panjenengan yang badannya sehat karena tak terkontaminasi issue Covid 19, dompetnya yang jadi tidak sehat.  Kebijakan PSBB, PKM, yang seperti semi lockdown, mematikan mata pencaharian mereka.   Mereka ini lama-lama bisa sakit dan mati juga karena tekanan kesulitan ekonomi. 

Bapak Presiden Jokowi yang saya hormati, saya menghargai keputusan panjenengan untuk menjalankan kebijakan berdasarkan arahan WHO.  Saya cuma memohon, rakyat panjenengan yang ngeyelan dalam issue covid ini jangan dianggap sebagai musuh negara, jangan direpresi, jangan dipaksa.  

Jika itu dilakukan, mereka akan mati perlahan-lahan karena tak bahagia dan imunitas menurun.  Apalagi jika harus pakai masker dalam durasi yang panjang dan sering, itu jelas berbahaya karena mengurangi asupan oksigen, membuat residu CO2 dihisap kembali, membuat sesak nafas dan pening, pada ujungnya menurunkan imunitas dan membuat sakit juga.  

Protocol WHO mohon dijadikan himbauan saja, bukan kewajiban apalagi sampai dipaksakan dengan melibatkan aparat.  Kami kan bukan penjahat, kami juga tetap setia pada Presiden, kami hanya punya cara sendiri untuk menjaga kesehatan kami secara lahir dan batin.  Itu sudah kami buktikan kebenaran dan efektivitasnya. 

Bapak Presiden Jokowi yang saya hormati, berikutnya, perkenankan saya menawarkan bantuan.  Saya dengar banyak tenaga kesehatan yang kelelahan menangani pasien Covid 19.  Jika begitu, bolehkah saya dan tim yang tangani? Pemerintah tak usah bayar kami, cukup sediakan satu tempat dimana pasien Covid yang non Comorbjd bisa dikumpulkan.  Kami akan tangani mereka tanpa APD, tanpa obat-obatan dari perusahaan farmasi.  

Kami menangani mereka dengan sentuhan dan pelukan kasih, membuat mereka menemukan kebahagiaan lewat keheningan, dan meningkatkan kemampuan menciptakan antibodi melalui jamu-jamuan.  

Saya punya murid tersebar di banyak daerah, jumlah kami memadai untuk menangani ribuan orang.  Sehingga beban tenaga medis bisa sangat berkurang karena hanya menangani pasien Comorbid.  Tapi tentu tunjangan bagi mereka jangan dikurangi.  

Bapak Presiden Jokowi  yang saya hormati, permohonan terakhir saya dalam surat ini adalah agar Pemerintah berkenan menjelaskan secara gamblang dan terbuka, bagaimana 13.213 orang yang dinyatakan sakit Covid 19 bisa sembuh.  

Mereka diterapi dengan cara apa, minum obat apa.  Ini akan membantu mendamaikan hati dan pikiran banyak orang yang masih punya prasangka bahwa Covid 19 adalah penyakit berbahaya yang tak bisa disembuhkan.  

Mereka yang menjalankan penyembuhan mandiri juga bisa terbantu, jadi tak merepotkan tenaga medis, dan tak menghabiskan uang negara.  

Terima kasih Bapak Presiden.  

Hormat Saya,

Setyo Hajar Dewantoro
(GUN)
close