Komentar
SIBOLGA | MEDIA-DPR.COM - Ketua Kelompok Nelayan Tolong Menolong (KNTM) Sibolga-Tapteng Provinsi Sumatera Utara Ikmad Luddin Lubis mengatakan: "Pukat Trawl dan Kapal Handak (Bom Ikan) Sudah Merajalela beroperasi di wilayah Nelayan Tradisional pinggiran pantai barat. Katanya pada Senin 27-12-2021.
Ikmad terangkan: "Nelayan tradisional mengalami bagaikan "Tsunami" memporak-porandakan turumbu ikan atau biota laut, yang dimana selama ini para Nelayan Tradisional justru menanam di laut Rumpun (Daun Pinang) tempat bernaung ikan wujud dari pelestarian dari Biota laut maupun habitat dari ikan laut.
Adapun pembiayaan dari menanam Rumpun sebagai tempat bernaungnya ikan, itu semua dari masing masing nelayan. Dan itulah tempat Nelayan Tradisional memancing ikan" Imbuhnya.
Dengan kata lain Nelayan Tradisional berusaha melestarikan Biota Laut dan seketika begitu saja dihancurkan oleh Pukat Trawl dan Kapal Handak (Bom Ikan)" Tegasnya.
Lebih lanjut Ikmad menuturkan: "Pemerintah dan penegak hukum sudah terindikasi menerima fee dari pemilik Pukat Trawl dan Kapal Handak (Bom Ikan)" Jelasnya.
Masih dikatakan Ikmad kepada wartawan : "Dimasa Susi Pudjiastuti Kabinet Kerja Menteri Kelautan dan Perikanan, rasa aman selama beliau masih Menteri, akan tetapi setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di ganti, inilah yang terjadi, kami tidak dapat lagi masalah ini kami sampaikan seperti selama ini langsung pada beliau" Ungkapnya.
Menjawab pertanyaan wartawan, Ikmad Luddin Lubis mengatakan: "Kita sudah laporkan ini kepada Presiden RI Ir. Joko Widodo (Jokowi) dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, namun sampai dengan sekarang belum ada respon" Imbuhnya.
"Harapan kami, agar Pemerintah Pusat bersegera menyelesaikan masalah beroperasinya Pukat Trawl dan Kapal Handak (Bom Ikan) di wilayah pantai barat" Pungkasnya. (RAH)
