KABUPATEN BANDUNG | MEDIA-DPR.COM, Kiaa Sugiharto di lapang sepak bola Warnasari tepatnya pada hari Rabu (28/05/2025) memaparkan.
Sejarah Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. berdiri pada 28 Mei 1810, di masa pemerintahan Bupati Bandung R.A. Wiranatakusumah II dan Wedana Banjaran Rd. Arya Natanagara.
Pada masa itu, wilayah Pasundan berada di bawah kekuasaan Sultan Agung dari Mataram. Tutur Kiaa Sugiharto di lapang sepak bola Warnasari Rabu (28/05/2025).
Desa Warnasari, yang awalnya bernama Desa Palayangan, merupakan desa induk yang bersamaan dengan berdirinya beberapa perkampungan lain, termasuk Desa Pangalengan dan Desa Cikalong.
Desa Palayangan awalnya berlokasi di Kampung Kandang Sapi, kemudian dipindahkan ke Kampung Pulo, dan selanjutnya ke Kampung Cibeunying sekitar tahun 1961-1962.
Pada masa kepemimpinan Kepala Desa BK. Hadiwijaya, nama Desa diubah menjadi Warnasari, dan dibangun kantor dan aula Desa baru melalui swadaya masyarakat.
Batas-batas wilayah Desa Warnasari meliputi:
-Sebelah Utara: Daerah Riung gunung - Sentral, Barat: PasirJambu, Timur: Cisungkuy, dan sebelah Selatan: Daerah Kidang.
Pada tahun 1977, Desa Warnasari dimekarkan menjadi:
1. Desa Margaluyu (16 Juli 1977)
2. Desa Sukaluyu (14 Agustus 1984)
3. Desa Pulosari (14 Agustus 1984)
Desa Warnasari telah dipimpin oleh 15 kepala desa, antara lain:
1. Murham (1810-1820) (Desa Palayangan)
2. Purawiguna (1820-1840) (Desa Palayangan)
3. Murham (1840-1870) (Desa Palayangan)
4. Hasan (1870-1930) (Desa Palayangan)
5. Idi Wiratmaja (1930-1940) (Desa Palayangan)
6. Wiratmaja (1940-1948) (Desa Palayangan)
7. BK. Hadiwijaya (1948-1980) (Desa Palayangan ke Warnasari).
8. Aan Suhendi (1981-1986)
9. Oseng Supardi (1987-1990) (PJS)
10. Adung H. Wijaya (1990-1997)
11. Empud Suhara (1997-1999) (PJS)
12. Kiaa Sugiharto (1999-2007)
13. Kiaa Sugiharto, S.Ip (2007-2013)
14. Usep Koswara (2013-2019)
15. Kiaa Sugiharto, S.Ip (2019-2027).
Sebelum menjadi danau, Situ Cileunca merupakan hutan belantara milik pribadi seorang Belanda bernama Kuhlan. Danau buatan ini dibangun tahun 1919-1926 untuk pembangkit listrik tenaga air, dengan melibatkan banyak pekerja pribumi di bawah pengawasan Juragan Arya (Rd. Arya Negara) dan Mahesti.
Sebuah hotel megah dibangun di tepi Situ Cileunca oleh pengusaha Belanda Tuan Hughland.
Gempa bumi pada 2 September 2009 merusak kantor desa, SDN Palayangan, dan Puskesmas Warnasari. Karena kendala kepemilikan tanah, pembangunan kembali ketiga bangunan tersebut terhambat.
Setelah negosiasi panjang, akhirnya pembangunan kembali dilakukan dengan bantuan pihak ketiga, dan bangunan baru menempati tanah milik Pemerintah Kabupaten Bandung.
Pada tahun 2010, Desa Warnasari menerima bantuan dari BPMIGAS-KKKS untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa.
Dana tersebut digunakan untuk membangun Kompleks Terpadu BPMIGAS - KKKS yang meliputi kantor desa, gedung serbaguna, SDN Palayangan, dan Puskesmas Warnasari.
Kompleks ini diresmikan pada 15 September 2011 oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Wakil Kepala BP MIGAS, dan kemudian diserahkan kepada Pemda Kabupaten Bandung.
(Ayi Supriatna)