Wahai | MEDIA-DPR.COM, Kegiatan keagamaan Islam berupa Yasinan rutin dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai setiap malam Jumat di Masjid At-Taubah. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara konsisten dan menjadi wadah penting dalam memperkuat iman, menumbuhkan kesadaran spiritual, serta mempersiapkan Warga Binaan untuk kembali menjadi bagian dari masyarakat yang produktif dan berakhlak.
Yasinan dimulai setelah Salat Magrib berjamaah di mana Warga Binaan beragama Islam berkumpul bersama untuk membaca Surat Yasin dan doa bersama. Kegiatan ini dipandu oleh pembina rohani yang merupakan petugas Lapas dan didukung oleh Penyuluh Agama dari Kementerian Agama Kecamatan Wahai.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari program pembinaan kepribadian yang dilaksanakan berkelanjutan. “Pembinaan kepribadian melalui pendekatan spiritual merupakan komponen penting dalam proses Pemasyarakatan. Melalui kegiatan seperti Yasinan ini, kami berharap Warga Binaan memperbaiki diri, menumbuhkan kesadaran moral, serta memiliki semangat untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik,” harapnya, Kamis (25/9).
Menurut Tersih, pendekatan pembinaan yang menyentuh aspek rohani sangat berpengaruh terhadap perilaku Warga Binaan di Lapas. Warga Binaan yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan akan lebih disiplin, tenang, dan mudah diarahkan dalam mengikuti program pembinaan lainnya.
“Kami tidak hanya menjalankan fungsi pengamanan dan pengawasan, tetapi juga berupaya memberikan pembinaan menyeluruh, baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial,” tambah Tersih.
Antusiasme tinggi tampak dari para Warga Binaan yang mengikuti Yasinan, salah satunya BB yang mengaku kegiatan ini memberikan ketenangan dan motivasi untuk memperbaiki diri. “Saya dulu jauh dari agama. Di sini, saya mulai belajar mengaji, ikut Yasinan, dan mendengarkan tausiah. Sekarang saya merasa lebih damai dan ingin menjadi lebih baik saat bebas nanti,” tuturnya.
Kegiatan keagamaan di Lapas Wahai turut mendapat apresiasi dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro. Ia menilai pembinaan spiritual merupakan fondasi penting dalam menciptakan proses Pemasyarakatan yang humanis dan bermakna.
“Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan Yasinan di Lapas Wahai. Ini adalah bentuk nyata dari pembinaan yang menyentuh aspek hati dan batin Warga Binaan. Kami percaya pendekatan keagamaan mampu membentuk perilaku yang lebih baik untuk proses reintegrasi sosial mereka,” jelasnya.
Selain Yasinan, Lapas Wahai juga menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan rohani lainnya, seperti belajar membaca Al-Qur’an dari tingkat dasar hingga lanjutan, pelatihan dakwah dan ceramah, lomba-lomba keagamaan saat bulan Ramadan, hafalan surat pendek, serta doa harian. Dengan seluruh rangkaian kegiatan tersebut, diharapkan Warga Binaan mendapatkan bekal moral dan spiritual yang memadai untuk menjalani kehidupan setelah bebas serta memiliki kepercayaan diri untuk kembali diterima oleh masyarakat. (GH)