KABUPATEN BANDUNG | MEDIA-DPR.COM, Pemerintah Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat terus berupaya meningkatkan pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat.
Sekretaris Desa Margamekar, Yayan Fathurrahman, mengatakan bahwa sejak dirinya menjabat sebagai sekdes pada tahun 2024, sudah banyak program pembangunan yang terealisasi, meski masih ada beberapa yang menunggu pencairan anggaran dari pemerintah pusat. Senin (3/11/2025).
"Saya bekerja sebagai sekdes sudah dua tahun, dari tahun 2024. Banyak program yang sudah dilaksanakan, dan ada juga yang belum karena menunggu anggaran turun,". Ujarnya.
Yayan menjelaskan, sejumlah program yang telah dilaksanakan bersumber dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Bonus Produksi Panas Bumi. Saat ini terdapat delapan kegiatan yang sedang digarap, di antaranya hotmix jalan Desa, hotmix jalan gang, pembangunan tembok penahan tanah (TPT), dan pembangunan jembatan.
"Masih ada juga kegiatan yang belum dilaksanakan, seperti pembuatan sumur bor di dua lokasi, rabat beton jalan desa di RW 7, serta pembangunan drainase dan TPT yang dibiayai dari Dana Desa. Kami masih menunggu anggarannya cair,". Jelasnya.
Setiap tahun, Desa Margamekar menerima anggaran sekitar Rp3 miliar. Dana tersebut digunakan untuk berbagai bidang, mulai dari pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, pemberdayaan masyarakat, hingga belanja tak terduga.
"Untuk belanja pembangunan rata-rata di angka Rp1,2 hingga Rp2 miliar per tahun,". Kata Yayan.
Anggaran itu bersumber dari lima komponen utama, yaitu Dana Desa (DD) dari pemerintah pusat, bantuan provinsi, Alokasi Dana Perimbangan Daerah (ADPD) dari Kabupaten Bandung, BKK Panas Bumi, dan BKK Bunga Desa.
Sementara itu, Pendapatan Asli Desa (PAD) Margamekar saat ini masih 0 rupiah. "Mudah-mudahan tahun 2026 mulai ada PAD melalui program ketahanan pangan lewat BUMDes dan koperasi desa,". Ujarnya.
Menurut Yayan, salah satu aset potensial Desa adalah gedung sarana olahraga terbesar di Pangalengan, yang sudah mulai disewakan untuk berbagai kegiatan.
"Ke depan, kami akan manfaatkan dan inventarisasi aset ini agar bisa menjadi sumber PAD Desa Margamekar,". Katanya.
Sektor pertanian dan peternakan juga menjadi andalan utama masyarakat Margamekar. "Kami punya potensi peternakan sapi, bahkan berharap bisa bekerja sama dengan perusahaan besar seperti PT UPBS untuk mengakses CSR. Sayangnya, selama tiga tahun terakhir belum ada CSR langsung yang diterima desa,". Jelas Yayan.
Ia menambahkan bahwa BKK Panas Bumi dan CSR memiliki dasar hukum yang berbeda, sehingga pelaksanaannya tidak bisa disamakan.
Dari total anggaran Desa, sekitar Rp200 juta digunakan untuk pajak, baik PPH maupun PPN, yang disetorkan kepada pemerintah daerah.
Dalam pelaksanaan pembangunan, Pemerintah Desa Margamekar selalu melibatkan masyarakat melalui sistem swakelola. "Kami selalu membiasakan sosialisasi sebelum pembangunan dimulai. Di sana dijelaskan jumlah anggaran, volume, kebutuhan material, dan juga penyerapan swadaya masyarakat,". Tutur Yayan.
Menjelang akhir Oktober 2025 ini, pemerintah Desa tengah menyelesaikan sejumlah proyek, di antaranya hotmix jalan di tiga titik RW 3 Babakan Kiara dan RW 8 Los Kulalet, serta pembuatan sumur bor di RW 5 dan RW 6.
"Setiap musim kemarau, warga di RW 5 dan RW 6 sering kekurangan air bersih. Karena itu, usulan pembuatan sumur bor muncul dari musyawarah warga dan segera kita realisasikan,". Ujarnya.
Selain itu, terdapat pekerjaan rabat beton jalan desa di RW 7 Kampung Los Kulalet dengan anggaran sebesar Rp97 juta yang bersumber dari bantuan provinsi. Panjang pengecoran mencapai 112 meter, lebar 2,5 meter, dan ketebalan 0,12 meter, dengan target penyelesaian sekitar 10 hari kerja.
"Insyaallah pekerjaan hari ini selesai sepanjang 125 meter. Semua dilakukan secara swakelola oleh masyarakat,". Jelas Yayan.

Komentar

