Komentar
Tuhan, jadikanlah damai-Mu. Bila terjadi kebencian, jadikanlah cinta kasih; bila terjadi penghinaan, jadikanlah pembawa pengampunan; bila terjadi perselisihan, jadikanlah pembawa kerukunan".
Bupati dan Wakil Bupati Tapteng dan DPRD Tapteng Memohon agar damai Tuhan berkuasa di hati, menggantikan kebencian dengan cinta, dan memberikan kebijaksanaan kepada para pemimpin di Tapteng untuk mewujudkan Tapteng Naik Kelas Adil Untuk Semua.
Pray For Tapteng dilakukan oleh Ribu Simatupang di lokasi pembagunan Kantor Bupati Tapteng Jln. Dr. Ferdinand Lumban Tobing Kota Pandan Tapteng Selasa (18/11/2025) siang, setelah mengetahui Bupati Tapteng Masinton Pasaribu S.H., M.H., Pembagunan Kantor Bupati Tapteng Tidak Mangkrak Akan Dilanjutkan Pembangunannya.
Pernyataan Pembagunan Kantor Bupati Tapteng tidak mangkrak, akan dilanjutkan pembangunannya, hal itu disampaikan Masinton Pasaribu melalui Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Dra. Nurjalilah, Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Provinsi Sumatra Utara (Sumut).
Disampaikan Dra. Nurjalilah, pada pembahasan Anggota DPRD Tapteng bersama TAPD dalam pembahasan ranperda APBD 2026 diruang rapat Kantor DPRD Tapteng Jln. Raja Junjungan Lubis Kota Pandan Tapteng Senin (17/11/2025).
Dalam kesempatan itu Ribu Simatupang menyampaikan terima kepada Bupati Tapteng sebelumnya atas pembagunan yang telah dilakukan dan kepada Bupati dan Wakil Bupati Tapteng dan DPRD Tapteng bersama membangun Tapteng.
Tentunya Doa ini membuat para pembenci kedamaian di Tapteng akan ada lari malam dan minggat dari Tapteng jika para pemimpin di Tapteng berdamai. Kenapa tidak para pembenci tidak lagi punya ruang melakukan komplik untuk kepentingan keuntungan pribadi masing-masing.
Kendati para pembenci selalu berusaha membenturkan Bupati dan Wakil Bupati Tapteng dan Bupati sebelumnya dan DPRD Tapteng agar terhindar dari Devide et impera" (atau "devide et impera").
Devide et impera adalah sebuah strategi yang secara harfiah berarti "pecah dan berkuasa", yang dikenal juga sebagai politik pecah belah atau politik adu domba.
Strategi ini bertujuan untuk memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah dikendalikan, atau dengan cara mencegah kelompok-kelompok kecil untuk bersatu menjadi kelompok yang lebih kuat. (Lisberth Manik S.E.)
