Kisah Jurnalis tvOne Syaren Situmorang Tetap Meliput Meski Jadi Korban Banjir di Kota Sibolga dan Tapteng

Iklan Semua Halaman

.

Kisah Jurnalis tvOne Syaren Situmorang Tetap Meliput Meski Jadi Korban Banjir di Kota Sibolga dan Tapteng

Staff Redaksi Media DPR
Sabtu, 20 Desember 2025

TAPTENG | MEDIA-DPR.COM. Wartawan, sebagai bagian dari tugas mereka, kerap  mengutamakan pelaporan kondisi dan bantuan bagi korban pasca bencana daripada kenyamanan pribadi mereka sendiri.

Syaren Situmorang Kontributor tvOne yang bertugas di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Provinsi Sumatra Utara (Sumut) salah satu korban banjir bandang dan longsor di Tapteng.  Selasa (25/11/2025) juga mengalami banjir bandang yang terjadi di Tapteng rumahnya tergenang banjir.


Hal itu Syaren Situmorang ketahui ditengah berjibaku untuk memberitakan kondisi di Tapteng banjir bandang dan longsor besar dan menolong para korban-korban. Hal ini terlihat dari Vidio yang diaplod beberapa Media Lokal dan Nasional. 


Hal ini didasari oleh etika jurnalistik yang kuat dan rasa tanggung jawab sosial: "Kode etik jurnalistik menekankan pada kepentingan publik. Dalam situasi bencana, kepentingan publik adalah untuk mengetahui apa yang terjadi, siapa yang terkena dampak, dan bantuan apa yang diperlukan.


Wartawan merasa bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi ini secepat dan seakurat mungkin: "Misi utama wartawan di zona bencana adalah mendokumentasikan krisis, memberikan suara kepada para korban, dan memastikan bantuan kemanusiaan tersalurkan secara efektif.

Risiko Pribadi: 


Wartawan acap menempatkan diri dalam situasi berbahaya, menghadapi risiko cedera fisik, penyakit, atau tekanan psikologis yang signifikan, demi mendapatkan berita. Empati dan Solidaritas.


Banyak wartawan didorong oleh rasa empati yang mendalam terhadap penderitaan orang lain. Keinginan untuk membantu korban dengan cara mereka (melalui informasi) sering kali lebih kuat daripada naluri untuk melindungi diri sendiri.


Pelaporan media yang efektif dapat memobilisasi bantuan, dana, dan sumber daya, serta menekan pemerintah dan badan bantuan untuk bertindak lebih cepat. 


Singkatnya, sifat pekerjaan dan komitmen terhadap kebenaran dan pelayanan publik mendorong banyak wartawan untuk mengutamakan orang lain pasca bencana. (Demak MP Panjaitan/Pance)

close