UPACARA POTONG GIGI MASSAL DI TANAH BETAWI

Iklan Semua Halaman

.

UPACARA POTONG GIGI MASSAL DI TANAH BETAWI

Staff Redaksi Media DPR Jakarta
Minggu, 16 Juli 2023
JAKARTA|MEDIA-DPR.COM Panitia upacara potong gigi massal atau yang disebut Upacara Metatah yang diselenggarakan oleh Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Jakarta Timur di Gedung Graha Sabha Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta Timur tanggal 15 Juli 2023. Upacara Metatah merupakan upacara yang wajib dilaksanakan oleh umat Hindu Bali ketika anak-anak beranjak remaja yang ditandai anak perempuan sudah menstruasi dan anak laki-laki dengan suara yang sudah berubah. Upacara ini wajib dilaksanakan oleh orang tua terhadap anak-anaknya agar menjadi anak suputra sadhu gunawan, biasanya upacara matatah dilakukan berbarengan dengan upacara lainnya seperti perkawinan, Ngaben dan Ngeresi dikarenakan biaya yang mahal. WHDI Jakarta Timur merasa terpanggil untuk menyelenggarakan upacara metatah secara massal sehingga biaya yang dikeluarkan peserta menjadi murah sebesar satu juta rupiah per peserta mencakup kostum dan rias wajah dan rambut, konsumsi dan biaya upacara metatah. Adapun Metatah berasal dari kata tatah artinya pahat. Upacara metatah atau potong gigi dilakukan pada pagi hari setelah matahari terbit. Namun, beberapa daerah di Bali melakukan upacara ini pada Subuh sebelum matahari terbit.
Sehari sebelumnya, peserta akan melakukan upacara mekekeb atau mepingit. Mereka dilarang untuk keluar rumah Upacara metatah diawali dengan pembersihan diri. Peserta menginak sesaji yang terletak di bawah bale, tempat upacara metatah. Tujuan menginak sesaji tidak lain untuk mendapatkan kekuatan Sang Hyang Widi. Setelah berada di atas bale, proses potong gigi baru dilakukan. Potong gigi dalam upacara metatah dilakukan dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi rahang atas. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, Setelah pengIkiran gigi, peserta diminta untuk mencicipi enam rasa, mulai rasa pahit, asam, pedas, sepat, asin, dan manis. Setiap rasa memiliki makna, yaitu rasa pahit dan asam merupakan simbol  ketabahan menghadapi hidup yang keras, Rasa pedas adalah simbol kemarahan, diharapkan nantinya senantiasa sabar terhadap sesuatu hal yang memancing emosi kemarahan, rasa sepat sebagai simbol agar taat kepada aturan maupun norma-norma yang berlaku. Rasa asin merupakan simbol kebijaksanaan dan rasa manis menandakan kehidupan yang bahagia. Selesai potong gigi, peserta diminta untuk berkumur. Kemudian, air bekas berkumur dibuang dalam kepala gading dan ditanam di belakang tempat sembahyang keluarga. Tujuan penanaman air bekas kumuran ini untuk menyatukan dengan leluhur. Peralatan yang digunakan para sangging adalah kikir, pahat, batu asah, kayu dadap, tebu, kunyit, sirih, madu dan kelapa gading. Setelah upacara potong gigi diharapkan mampu melewati proses dari anak-anak menjadi remaja yang mampu menghadapi segala permasalahan hidup dengan baik. (Sandhi)
close