Ndoro SNK : "Serahkan Segala Urusan Kepada Ahlinya"

Iklan Semua Halaman

.

Ndoro SNK : "Serahkan Segala Urusan Kepada Ahlinya"

Staff Redaksi Media DPR
Selasa, 22 September 2020


SOLO | MEDIA-DPR.COM, Sekelumit tentang Militan Santri Gerbang , sekumpulan rakyat jelata yang tidak ingin kehilangan jati dirinya dan selalu kompak menjunjung tinggi keberadaban agung bangsa Trah Jawa.


Kata kuncinya adalah: "Serahkan Segala Urusan Kepada Ahlinya." Lantas bagaimana jika bukan ahlinya?! Hanya ada dua pilihan, yakni: "Belajar Kepada Ahlinya Atau Diam." Artinya bercermin sebelum berbuat dan sadar diri sebelum berucap adalah teramat penting.



"Begitulah dasar utama saya bersama para sahabat Militan Santri Gerbang dalam membangun berbagai pergerakan yang berdinamika pelestarian seni dan budaya Trah Jawa, berikut nilai-nilai sejarahnya", kata Ndoro SNK saat dikonfirmasi MEDIA-DPR.COM Biro Karanganyar Minggu, (21/9).


Ndoro Sri Narendra Kalaseba menegaskan dalam lingkaran kami, semua bergerak menurut keahliannya masing-masing. Tidak perlu serakah ingin terlihat super hero, lebih fokus saling menguatkan, sehingga haram jegal menjegal.



"Ingat! Semayoritas apapun suatu perkumpulan, jika kemudian gagal membangun sinergi antar anggotanya, pada akhirnya akan dikalahkan oleh sekelompok minoritas yang bergerak dan bekerja secara profesional", imbuhnya.


Itulah fungsi mutlak dari menyerahkan segala urusan kepada ahlinya. Andai setiap dari pemimpin pergerakan memahaminya?! Tentu carut marut itu dapat dihindari, bahkan lebih berkelas, nyaman dan penuh kearifan.


"Tak masalah dengan perbedaan prinsip ataupun pendapat. Semua bisa disikapi, dimusyawarahkan, dicari titik temunya demi menemukan sepakat, bukan malah saling menghujat. Tidak usah sekonyol itu umpak-umpakan paling benar dan keras kepala menuhankan ego,"paparnya.


"Toh tanpa kerjasama solid, sehebat apapun suatu teori, ujung-ujungnya "Sepi Ing Pamrih, Rame Ing Lambe." Hanya kesia-siaan belaka, bagai air beriak tanda tak dalam. Maaf dan syukur yang dalam, selama ini kami diselamatkan oleh Sang Hyang Nata Jagat SWT dari virus kepicikan itu", bebernya.


Sumpah tegak lurus berdaulat tidak hanya simbolitas semata. Tak perlu pula di ucapkan dalam lisan, cukup kami leburkan pada jiwa yang terdalam. Tentang bagaimana hasilnya nanti, wa Allahu'alam. Kami hanya punya tekad, semangat, doa, keyakinan, prinsip dan pengabdian, selebihnya pasrah dan sabar.


"Kami bukan golongan ningrat, kami kaum awam, namun lingkaran kami sampai kapanpun kan tegak lurus berdaulat tak bisa ditawar. Semampunya!", pungkasnya.(Bibit/Harmoko)

close