SAROLANGUN JAMBI | MEDIA-DPR.COM, Belum Bisa menikmati hasil kelompok tani desa Batu Kucing kecamatan pauh yang menjadi mitra Desa dalam mengembangkan program P2D dibidang ketahanan pangan dengan jumlah anggaran dua ratus juta dari pemerintah Kabupaten Sarolangun.
Dana P2D desa batu kucing di gunakan oleh desa dan kelompok tani untuk menanam jagung di atas lahan seluas kurang lebih dua hektar namun disayangkan pada saat ini kebun yang dikelola ini tidak berkembang dengan baik terlihat sejumlah tanaman jagung yang ada di kebun tersebut sudah ada yang mati serta tidak subur.mirisnya lagi kini ada sebagian dari kebun jagung milik kelompok warga ini sudah kebanjiran Karena luapan air sungai batang tembesi.
Ketinggian air yang sudah mencapai lebih dari tiga puluh centimeter ada sebagian jagung sudah tingal pucuk bunganya saja akibat terendam air sementara jagung yang ada belum siap di panen dan baru hanya sebatas berbunga saja.
Salah seorang warga anggota kelompok tani yang berhasil di wawancarai media ini mengatakan Lukman dan istrinya mengaku air yang merendam kebun jagung mereka sudah berlangsung selama tiga hari ini dan kita melihat debit air yang ada bukan berkurang malah makin bertambah ujar Lukman yang diamini oleh istrinya.
Kalau air ini terus naik kemukiman semua tanaman yang ada akan mati dan tidak bisa dipanen,selain jangung yang terendam ada kacang tanah yang kita tanam juga sudah di rendam air sedang kan kacang tanah yang kita punya itu tumbuh dengan subur ucapnya Lukman enggan memberikan keterangan yang panjang karena dia lagi sibuk mengumpulkan Batang jagung yang telah di potong pemilik untuk dijadikan makanan ternak sapi.
Kades desa batu kucing Rozali saat di konfirmasi lewat what shap menjawab diluar etika seorang pejabat pemerintah dan terkesan kurang senang ketika ditanya soal tanaman tersebut gagal panen gara gara terendam banjir Rozali mengatakan "tinggal kita tanya sama tuhan lah lagi tu ndo jika tidak ditanam itu baru salah pelaksanaan nya jelas Rozali singkat ".
Camat pauh saat dikonfirmasi melalu pesan whatshap belum bisa menjawab meski sudah membuka dan telah membaca pesan yang dikirimkan dan sampai berita ini di muat camat Pauh Jufri.SE belum memberukan tanggapan nya.
Entah apa yang membuat kades.batu kucing menjawab dan mengajak untuk mempertanyakan masalah tersebut ke tuhan seakan ada indikasi terselubung terkait program P2D sehingga alergi dengan pertanyaan awak media dan melakukan hal yang tidak mesti dilakukan oleh seorang kades dan keluar dari konteks pertanyaan awak media.
Penulis : Asmara