Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Republik Indonesia

Iklan Semua Halaman

.

Peristiwa Proklamasi 17 Agustus 1945 Kemerdekaan Republik Indonesia

Staff Redaksi Banten
Rabu, 16 Agustus 2023

TAPANULI TENGAH|MEDIA-DPR.COM. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia adalah Peristiwa bersejarah yang terjadi pada 17 Agustus 1945. 


Pada hari itu di Jakarta, terdapat dua Tokoh penting dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta, menyampaikan Deklarasi Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.


Proklamasi menandai peristiwa penting bagi perkembangan Kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, Indonesia telah dijajah selama ratusan tahun lamanya oleh Belanda, yang kemudian dilanjutkan dengan penjajahan Jepang selama 3,5 tahun.


Peristiwa Proklamasi ini kemudian menjadi tonggak awal bagi Perjuangan Kemerdekaan Bangsa Indonesia hingga diakui secara internasional. Namun, di balik peristiwa penting ini terdapat usaha yang luar biasa besarnya dari banyak Tokoh-tokoh yang terlibat.


Teks proklamasi dibacakan Ir. Soekarno, didampingi Mohammad Hatta. 


Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.


Sebelumnya, Drs. Mohammad Hatta meminta Golongan Muda yang bekerja di Kantor Berita Domei untuk memperbanyak Teks Proklamasi dan menyiarkannya, seperti dikutip dari Pasti Bisa Sejarah Indonesia oleh Tim Ganesha Operation. Soekarni, contohnya, bertugas menyebarkan berita Kemerdekaan Indonesia.


Berikut kronologi peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945.

Naskah Proklamasi Rampung

Pada 17 Agustus 1945 sekitar pukul 05.00 WIB, Perwakilan Golongan Muda dan Tua rampung menyusun Naskah Proklamasi yang ditandatangani Soekarno-Hatta sesuai usulan Soekarni. 


Mereka bersepakat Memproklamasikan Kemerdekaan pada pukul 10.30 WIB dan kembali ke kediaman.


Pergantian Lokasi Proklamasi Kemerdekaan RI

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia rencananya disampaikan di Lapangan Ikada (Yang sekarang Lapangan Monumen Nasional atau Monas). 


Tetapi, kegiatan kemudian dipindahkan ke Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 (sekarang Jalan Proklamasi).


Pergantian lokasi Proklamasi ini disebabkan kekhawatiran timbulnya pertumpahan darah saat peristiwa Proklamasi, seperti dikutip dari Buku Siswa Sejarah oleh Windriati, S.Pd.


Peserta Upacara 17 Agustus 1945 Membawa Senjata

Sekitar 500 peserta upacara 17 Agustus 145 hadir di peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


Mereka hadir dengan membawa apapun sebagai senjata ke Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.


Sebab, mereka khawatir dengan keberadaan Bala Tentara Dai Nippon Jepang yang masih ada di Jakarta meskipun kekuasaannya sudah jatuh ke tangan Sekutu.


Proklamasi di Jalan Prapatan 10

Di Jalan Prapatan 10 Jakarta, para Pemuda Militan siap mengantisipasi serangan atau gangguan pihak Jepang. 


Mereka siap membacakan Teks Proklamasi di Asrama Jalan Prapatan 10 jika upacara Bendera di Jalan Pegangsaan Timur 56 tahu-tahu dilarang.


Persiapan Upacara 17 Agustus 1945

Para Tokoh Bangsa berdatangan ke kediaman Ir. Soekarno menjelang pukul 10.30. Wib.


Adapun susunan acara yang telah disusun terdiri atas pembacaan Proklamasi, pengibaran Bendera Merah Putih, dan sambutan oleh Wali Kota Soewirjo dan dr. Muwardi.


Sebelum acara dimulai, Drs. Moh. Hatta datang mengenakan pakaian Putih-putih. Setelah semua siap, upacara dimulai. Latief Hendraningrat mempersilakan Soekarno dan Mohammad Hatta maju ke depan.


Pidato Proklamasi Kemerdekaan oleh Ir. Soekarno

Sebelum membaca Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI, Ir. Soekarno menyampaikan pidato sambutan yang menegaskan Indonesia sudah Merdeka dari Penjajahan.


Berikut isi pidato Kemerdekaan Ir. Soekarno atau pidato Proklamasi Ri, dikutip dari Hukum Tata Negara Indonesia oleh Dr S Andi Sutrisno, SH, MH, dkk:


Saudara-saudara sekalian!

Saya telah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan satu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita Bangsa Indonesia telah berjuang untuk Kemerdekaan Tanah Air kita. Bahkan beratus-ratus tahun!


Gelombangnya aksi kita untuk mencapai Kemerdekaan kita untuk ada naiknya dan turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju cita-cita. 


Juga di zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai Kemerdekaan Nasional tidak berhenti-henti. 


Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kita kepada mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya kepada kekuatan sendiri.


Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib Bangsa dan nasib Tanah Air di dalam tangan kita sendiri, akan dapat berdiri dengan kuatnya. Saudara-saudara! Dengan ini kami nyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami.


Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Langsung dan serangkai dengan pidato Proklamasi, Soekarno menyampaikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai berikut:


PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.


Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja."


Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta


Setelah membaca Teks Proklamasi, Soekarno memberi penutup sebagai berikut:


Demikianlah saudara-saudara, kita sekarang telah merdeka. Mulai saat ini kita menyusun Negara kita! Negara merdeka, Negara Republik Indonesia Merdeka, Kekal, dan Abadi. Insya Allah, Tuhan Memberkati Kemerdekaan kita itu.


Pengibaran Bendera Merah Putih 1945

Pembacaan Teks Proklamasi oleh Soekarno dilanjutkan dengan pengibaran Bendera Merah Putih yang dijahit Fatmawati. Pengibar Bendera Merah Putih pertama adalah Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan Soerastri Karma (SK) Trimurti.


Wali Kota Soewirjo dan dr. Muwardi kemudian memberikan sambutan.


Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Acara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diakhiri dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. 


Lagu tersebut diciptakan Wage Rudolf (WR) Soepratman, Jurnalis dan penulis lagu yang kelak juga menjadi Pahlawan Nasional Indonesia. Selesainya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menandai berdirinya Republik Indonesia.


Permintaan Pembacaan Ulang Proklamasi

Ingat lokasi Proklamasi diubah? Pergantian lokasi ini rupanya membuat sekitar 100 Anggota Barisan Pelopor terlambat. Mereka harus jalan kaki kembali dari Lapangan Ikada ke Jalan Pengangsaan.


Para Anggota Barisan Pelopor yang terpaksa terlambat menuntut pembacaan ulang Proklamasi. Tuntutan ini ditolak, lalu Mohammad Hatta memberikan amanat singkat.


Kemerdekaan Spesial HUT RI ke-78

Sejarah yang panjang ini diukir sedemikian rupa hingga akhirnya pada 2023 ini kita sudah menyambut peringatan Hari Kemerdekaan Ke-78 RI.


Lalu, bagaimanakah sejarah dari adanya Proklamasi Kemerdekaan RI? Apa tema dari perayaan Kemerdekaan ke-78 RI? Bagaimana cara merayakannya? 


Sejarah Singkat Proklamasi

Proklamasi Kemerdekaan RI adalah Peristiwa bersejarah terjadi pada 17 Agustus 1945.


Pada hari itu di Jakarta, terdapat dua Tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta, menyampaikan Deklarasi Kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dan Jepang.


Sebelum Proklamasi, Indonesia telah mengalami masa penjajahan selama berabad-abad, terutama oleh Belanda. 


Pada masa Perang Dunia II, Jepang berhasil menduduki Indonesia dan menggantikan kekuasaan Belanda. Namun, setelah kedudukan Jepang tersudut dalam perang, Indonesia melihat peluang untuk meraih Kemerdekaan.


Dilansir dari situs Kemendikbud, peristiwa ini erat kaitannya dengan jatuhnya Bom Atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat pada 6 dan 9 Agustus 2023. 


Peristiwa ini memaksa Kaisar Jepang Hirohito untuk menyerah kepada AS dan sekutu pada 15 Agustus 1945.


Pada 16 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta diamankan oleh Golongan Muda ke Rengasdengklok dan mendesaknya untuk segera Memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia. Pada 17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Teks Proklamasi mulai disusun dan pukul 10.00 WIB.


Proklamasi ini diumumkan di depan Rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta.


Dalam Proklamasi tersebut, Soekarno dan Hatta menyatakan berdirinya Negara Indonesia yang Merdeka, dengan nama Republik Indonesia (RI).


Meskipun Proklamasi ini adalah langkah penting menuju Kemerdekaan Indonesia, perjuangan untuk mengamankan pengakuan Internasional dan merealisasikan Kemerdekaan sesungguhnya masih berlanjut. 


Konflik dengan Belanda terjadi dan akhirnya setelah berbagai perjuangan diplomatik dan Militer, Republik Indonesia berhasil meraih pengakuan Internasional dan Kemerdekaan yang sebenarnya pada 1949.


Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 tetap menjadi hari yang sangat bersejarah dan dirayakan setiap tahun sebagai hari Kemerdekaan di Indonesia.


Tema Hari Kemerdekaan Ke-78 RI

Tema besar yang diusung untuk memperingati HUT ke-78 RI adalah "Terus Melaju Untuk Indonesia Maju".


Lebih lanjut dalam Pedoman Identitas Visual Publik oleh Kemensetneg ditegaskan bahwa pencapaian yang telah diraih oleh Indonesia saat ini membawa keuntungan untuk melanjutkan gerak pembangunan Negara.


Hal ini dapat dilihat melalui aksi nyata yang progresif. Oleh karena itu, momentum ini harus dimanfaatkan untuk melanjutkan pembangunan dengan semangat 'estafet'.


Peringatan Kemerdekaan ke-78 RI ini mengajak seluruh elemen Bangsa untuk melaju bersama dan menggelorakan semangat perjuangan yang belum berakhir.


Semangat ini mampu menggerakkan Bangsa Indonesia agar laju momentum ini Terus Melaju untuk Indonesia Maju.


Cara Merayakan Hari Kemerdekaan RI

Merayakan Hari Kemerdekaan RI adalah suatu cara untuk menghormati sejarah dan perjuangan Bangsa dalam mencapai Kemerdekaan. 


Berikut adalah beberapa cara umum yang bisa dilakukan untuk Merayakan hari Kemerdekaan:


Upacara Bendera: 'Upacara Bendera biasanya diadakan di setiap tingkat Pemerintahan, Sekolah-sekolah, Instansi, dan lain sebagainya. Ini merupakan cara paling umum untuk merayakan HUT RI.


Mengenang Pahlawan Nasional: "Merayakan Kemerdekaan juga bisa dilakukan dengan mengenang dan menghormati Pahlawan Nasional yang berjuang untuk Kemerdekaan Indonesia. Kunjungi makam atau Monumen Pahlawan sebagai Penghormatan. (Rossy)


close