Tak Difungsikan, Petani Jemur Padi di Atas Jembatan Kembar Pinangsori

Iklan Semua Halaman

.

Tak Difungsikan, Petani Jemur Padi di Atas Jembatan Kembar Pinangsori

Staff Redaksi Banten
Sabtu, 27 April 2024


TAPTENG | Cuaca cerah menghiasi langit Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), panasnya sang surya menjadi suatu hal yang ditunggu-tunggu oleh Petani ketika musim panen tiba. 


Saatnya menjemur gabah, hasil panen dari para Petani yang berdomisili di Kecamatan Pinangsori tersebut. 


Awalnya tak ada yang aneh dalam kegiatan menjemur padi ini, sampai beberapa Petani membawa karung-karung yang berisi gabah ke jembatan kembar Pinangsori yang terletak di Desa Gunung Marijo.


Membentangkan alas terpal plastik, kegiatan menjemur padi pun dimulai. Satu persatu karung diturunkan dari becak pengangkut barang. Setelah melepaskan kasutnya, mereka melangkah ke atas terpal kemudian gabah pun mulai diserakkan. 


Tampak Petani tersebut meratakan padi atau gabah yang dijemur menggunakan Gair (alat sorokan padi.red) hingga semua padi cukup rata untuk mendapatkan cahaya. Pemandangan epic ini hampir setiap hari tersaji saat pasca panen.


Pengeringan gabah di daerah ini masih dilakukan secara tradisional meng­gunakan tenaga matahari.


Kendati tak lazim, namun Warga merasa tidak masalah menggunakan jembatan untuk menjemur padi-padi mereka, mengingat jalan penghubung tersebut sudah tidak difungsikan. Lagi, mereka berujar bahwa gabah akan lebih cepat kering sebab lokasinya yang mendapat cukup paparan sang surya. 


"Daripada jembatan ini tak bermanfaat lebih baik jemur padi disini, lebih cepat keringnya," ucap salah seorang Petani yang tak ingin menyebutkan namanya tersebut. 


Jembatan kembar terdiri dari dua jalur, yang mana jembatan yang satu dipergunakan untuk dilintasi kendaraan dengan tujuan Sibolga-Padangsidempuan sedang yang satunya perlintasan jalur Padangsidempuan menuju Kota Sibolga.


Mengingat jembatan yang dibangun pada tahun 2017 ini terletak di jalan lintas, pastinya sangatlah vital dipergunakan. Tidak hanya mobil dengan tonase kecil, ratusan kendaraan raksasa seperti truk, bus sampai mobil container dengan daya angkut puluhan tonase lalu lalang melintasi jembatan kembar setiap harinya.


Namun sejak Oktober 2023 lalu, jembatan ini tak lagi dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan disebabkan kondisi jembatan yang nyaris ambruk. 


Terlihat, adanya penurunan struktur badan pada bagian tengah jembatan akibat abrasi sungai yang ada di bawah jalan penghubung tersebut, keadaan ini sangat memprihatinkan membuat para pengendara serasa uji nyali ketika melewatinya.


Jembatan merupakan kontruksi yang dibuat untuk penyeberangan pejalan kaki maupun kendaraan transportasi darat yang sangat fundamental dalam alur perjalanan atau arus lalu lintas.


Meskipun jembatan ini bukan satu-satunya, namun sangat disayangkan jika jembatan ini dibiarkan bahkan terabaikan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara. (Rossy Hutabarat)

close