Harga Tembakau Turun, Petani di Kab Probolinggo Mengeluh

Iklan Semua Halaman

.

Harga Tembakau Turun, Petani di Kab Probolinggo Mengeluh

Staff Redaksi Media DPR
Minggu, 30 Agustus 2020

PROBOLINGGO KOTAANYAR | MEDIA-DPR.COM, Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo mengeluhkan harga tembakau yang rendah.

Padahal, saat musim panen tembakau sebelumnya harga tembakau tembus sekitar Rp 40 ribu sampai Rp 45 ribu perkilogram.

Salah satu petani tembakau asal Desa Sambirampak Kidul, Kecamatan Kotaanyar, Fauzan mengatakan, saat ini masih memasuki awal musim panen. 

Seharusnya, awal musim ini harga bisa tinggi. Tetapi, kenyataanya harga malah rendah karena berada di kisaran Rp 30 ribu perkilogram.

“(Harganya) Malah turun. Sebelumnya beberapa minggu lalu masih Rp 38 ribu perkilogramnya. Tetapi sekarang turun menjadi Rp 30 Ribu perkilogram, ” ungkapnya.

Atas kondisi tersebut, pihaknya mengaku sangat kebingungan. 

Kerugian sudah nampak didepan mata. Perkaranya, pada musim tembakau tahun ini biaya produksi meningkat. Mulai dari pupuk, kuli, dan biaya lainnya meningkat. “Seperti ini sudah nampak rugi. Karena itu, kami para petani berharap agar bisa naik,” katanya.

Bukan itu saja, harga belum selesai, permasalahan lain muncul. Yaitu, gudang yang biasa membeli tembakau belum buka. Sehingga, para tengkulak tidak mengambil tembakau dari petani.

Meskipun ada, mereka melakukan sistem piutang.
“Sudah seminggu ini tidak ada pedagang. Tadi (kemarin, Red) punya saya laku. Tapi terutang, alasannya gudang belum mencairkan uangnya,” katanya.

Dilema kini dialami Fauzan maupun petani tembakau lainnya. Itu terjadi lantaran ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Jika ia memilih tidak memanen tembakaunya, maka tembakau akan rusak. Jika dipanen, tidak ada yang akan membeli. Disimpanpun akan menjadikan harga jauh lebih murah.

“Karena itu kami berharap pemda bisa membantu petani. Siapa lagi yang akan membantu kami. 

Kami hanya rakyat kecil,” tuturnya.
Sementara itu, Taufik Alami, Plt Kepala Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo mengatakan, pihaknya baru mengetahui akan apa yang alami petani. Karena itu, pihaknya akan berupaya mencarikan solusi.

“Akan kami carikan solusi. Tetapi, biasanya untuk harga murah ini karena hukum pasar,” katanya.

Solusi yang akan dicari yaitu pertama menganalisis permasalahan. Selanjutnya, menjembatani pihak petani dengan pihak gudang.

“Sementara ini akan kami bahas dulu. Kami cari permasalahannya dan kemudian akan kami lakukan, ” terangnya.

Di sisi lain, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kanupaten Probolinggo Mudakir mengatakan, pihaknya sebagai ketua asosiasi akan mencarikan solusi. Upaya yang ditempuh, pihaknya berencana mau mengadu kepada DPRD setempat dan juga Pemda. Sehingga, keluhan para petani bisa dicarikan solusi.

“Senin kami akan ke kantor dewan. Tujuannya untuk mengadukan keluhan petani agar ada solusi, ” tandasnya.

Untuk penyebab harga tembakau murah, dia mengaku ada beberapa faktor.

Diantaranya karena saat ini adalah musim tembakau saat kemarau basah, sehingga tembakau yang dihasilkan banyak mengandung air.

“Untuk sementara kami akan berusaha untuk mencari solusi. Karena ini menyangkut petani, ” terangnya. (Agus )
close